Jakarta,
09
Juli
2019
|
12:34
Europe/Amsterdam

DARI BUCKET LIST AMBISIUS HINGGA ITINERARY PENUH PETUALANGAN, GEN Z TIDAK SABAR UNTUK MERASAKAN DUNIA

  • Booking.com meluncurkan riset global paling komprehensif tentang keinginan dan kebutuhan generasi traveler global selanjutny, Gen Z
  • Generasi ini adalah generasi yang paling bersemangat dan optimistis tentang perjalanan mendatang mereka dan siap untuk melakukannya sendiri
  • Gen Z memprioritaskan traveling ketimbang harta benda dan enam dari sepuluh (60%) merasa bahwa pengalaman traveling selalu sepadan dengan uang yang dihabiskan 

 

Dengan kemampuan untuk membentuk masa depan, Gen Z (usia 16-24 tahun) kini sedang dalam perjalanan untuk menemukan dunia. Banyak yang berspekulasi tentang generasi ini dan banyak yang berasumsi tentang perilaku mereka. Namun, sebetulnya apa kata mereka tentang generasi mereka sendiri? Dunia semakin terhubung dan perjalanan semakin mudah. Oleh karena itu, Booking.com, pemimpin travel digital yang menghubungkan traveler dengan pilihan tempat menginap paling luar biasa, berbagai pengalaman wajib coba, hingga bermacam opsi transportasi, telah melakukan riset global tentang Gen Z dengan 22.000 responden dari 29 pasar. Riset ini tidak hanya mengungkap rencana perjalanan mereka, tapi juga arti perjalanan dalam aspirasi hidup mereka yang lebih luas.

Petualang Ambisius

Meski masih muda, Gen Z cukup yakin dengan apa yang mereka inginkan, terutama soal rencana perjalanan:

  • Optimis tentang rencana perjalanan mereka, 67% Gen Z bersemangat untuk mengunjungi destinasi berikutnya
  • Empat dari sepuluh (39%) berencana untuk mengunjungi setidaknya tiga benua yang berbeda dalam sepuluh tahun mendatang, dan 30% berniat untuk belajar atau tinggal di negara yang berbeda (35% perempuan vs. 26% laki-laki)
  • Gen Z adalah generasi pemberani, 56% menginginkan petualangan seperti paragliding atau

bungee jumping, dan 52% berencana untuk berkunjung atau trekking ke lokasi ekstrem

  • Gen Z juga generasi yang paling mungkin untuk mengasah keterampilan dengan belajar hal baru selagi bepergian dalam sepuluh tahun mendatang (33%)
  • Selain itu, 55% Gen Z juga menganggap bahwa bepergian di dalam negeri sendiri membantu mereka belajar lebih jauh tentang diri mereka sendiri

Siap solo traveling

Banyak traveler muda yang telah bepergian dengan keluarga sebelumnya, dengan dua perlima (42%) melakukannya karena mereka bisa pergi ke banyak tempat tanpa mengeluarkan biaya sendiri. Tapi

berhubung Gen Z sedang dalam usia untuk meninggalkan rumah, mereka kini ingin melakukannya sendiri.

  • Generasi ini memprioritaskan kebebasan. Dalam sepuluh tahun mendatang, sepertiga Gen Z (34%) berencana untuk bepergian sendiri setidaknya sekali (36% perempuan vs. 32% laki-laki)
  • Keinginan Gen Z untuk bepergian sendiri juga terlihat dari 33% yang lebih memilih pergi sendiri (lebih dari demografi usia lainnya) dan 18% ingin pergi backpacking atau bepergian selama waktu jeda sebelum masuk kuliah (gap year) sendiri.

Juara bucket list

Lebih dari dua pertiga (69%) Gen Z telah membuat bucket list (daftar hal-hal yang harus dilakukan atau dilihat sebelum meninggal), dengan angka yang meningkat menjadi 74% di kalangan Gen Z perempuan (vs. 64% laki-laki).

Alasan mereka untuk membuat bucket list bermacam-macam:

  • Pemimpi: Lebih dari dua perlima (44%) senang memikirkan tempat-tempat yang akan mereka kunjungi selama hidup
  • Daftar yang tak berkesudahan: Hampir seperempat (23%) mendapat kepuasan dari bepergian ke tempat-tempat dalam bucket list mereka, kalau bisa sesegera mungkin supaya mereka bisa menambahkan tempat baru ke dalam daftarnya. Bahkan, hampir sepertiga (32%) Gen Z berencana untuk melakukan setidaknya lima perjalanan besar dalam sepuluh tahun mendatang
  • Mengikuti tren destinasi luar biasa: Hampir seperempat (23%) menganggap bahwa punya bucket list membantu mereka memantau destinasi-destinasi yang belum pernah mereka dengar sebelumnya
  • Inspirasi Insta: 44% mengaku telah terinspirasi untuk bertualang berkat perjalanan para

influencer yang mereka lihat di media sosial

Bucket list tidak hanya mengungkap keinginan Gen Z untuk bepergian ke tempat baru, tapi juga memberikan gambaran perilaku bepergian yang lebih luas dari generasi ini. Untuk 31% Gen Z yang tidak punya bucket list, alasannya bermacam-macam:

  • 22% merasa preferensi mereka terlalu sering berubah, sehingga destinasinya pun berubah- ubah
  • Satu dari lima (20%) berkata bahwa mereka lebih senang bepergian secara impulsif dan tidak punya rencana dari jauh hari
  • Yang mengejutkan, Gen Z yang tidak punya bucket list karena lebih senang bepergian secara impulsif justru lebih sedikit dibanding generasi lain
  • Faktanya, dari 49% Baby Boomers (mereka yang berusia 55 tahun ke atas) yang tidak punya bucket list, tiga dari sepuluhnya memilih untuk bepergian secara impulsif (30%), paling tinggi di antara semua generasi yang disurvei. Milenial (mereka yang berusia 25-39) juga bepergian lebih impulsif daripada Gen Z (26%).

Traveling versus tujuan hidup

Gen Z tumbuh dalam satu dekade belakangan ini, di mana guncangan ekonomi dan keuangan lumrah terjadi. Jadi, memahami pandangan mereka tentang keuangan (terutama bagaimana mereka berencana untuk mengeluarkan uang dalam lima tahun mendatang) merupakan barometer yang berguna untuk melihat pandangan mereka tentang hidupnya.

Enam dari sepuluh (60%) Gen Z menganggap bahwa travel adalah investasi yang sepadan. Dari segi prioritas, ‘travel dan melihat dunia’ dianggap sebagai yang paling penting untuk generasi ini ketika memikirkan tentang cara mereka menghabiskan uang (65%). Menabung untuk ‘investasi hidup terbesar kedua’ (properti) berada di peringkat kedua yang tidak berbeda jauh, sementara kepemilikan harta benda menduduki peringkat paling rendah.

Rencana pengeluaran Gen Z untuk 5 tahun mendatang

% traveler Gen Z global

% traveler Gen Z Indonesia

Traveling dan melihat dunia

65%

79%

Menabung untuk DP rumah/properti

60%

75%

Investasi dalam pendidikan tingkat tinggi/training profesional

60%

75%

Menabung untuk masa pensiun

51%

81%

Mengeluarkan uang untuk pengalaman atau produk yang ramah lingkungan

46%

71%

Menabung untuk pernikahan

42%

73%

Membeli gadget terbaru

33%

49%

Membeli baju/sepatu/aksesori desainer

33%

43&

Mengungkap prioritas Gen Z

Ketika ditanya tentang bagaimana mereka memprioritaskan pengeluaran, traveling menduduki peringkat atas dalam lima dari tujuh pilihan untuk Gen Z, terutama ketika membandingkan kepemilikan materi atau pengalaman sesaat. Traveling menduduki peringkat lebih tinggi dari furnitur dan perabotan rumah, pakaian dan fashion, teknologi dan gadget, makan di restoran, serta perawatan spa dan kecantikan.

Ketika memikirkan tentang rencana pengeluaran, berikut adalah prioritas untuk Gen Z:

Travel (79%)

vs.

Perawatan spa/kecantikan (21%)

Travel (68%)

vs.

Makan di restoran (32%)

Travel (62%)

vs.

Furnitur / perabotan rumah (38%)

Travel (60%)

vs.

Pakaian / fashion / sepatu (40%)

Travel (58%)

vs.

Teknologi / gadget (42%)

Bekerja untuk bepergian, atau sebaliknya

Bagi mereka yang sedang memikirkan masa depannya, atau yang baru saja masuk ke dunia kerja, dunia karier masih segar dalam pikiran Gen Z. Sehingga, tidak mengherankan jika mencari pekerjaan adalah pengalaman hidup yang paling penting bagi mereka (80%). Namun, karena travel adalah passion untuk generasi ini, perusahaan-perusahaan harus mencatat faktanya: 54% Gen Z berkata bahwa kesempatan bepergian untuk bekerja itu penting saat mencari pekerjaan, dan hampir enam dari sepuluh (57%) berkata bahwa pekerjaan yang mengizinkan mereka untuk merasakan budaya terlihat lebih menarik.

“Seiring dengan tumbuhnya generasi digital native, adalah hal yang menarik untuk melihat riset ini mengungkapkan bahwa traveler Gen Z adalah generasi yang penuh tekad untuk mengeksplor dunia yang artinya mereka telah memetakan banyak rencana travel masa depannya,” ujar Ram Papatla, Vice President of Global Experience Booking.com. “Ketertarikan dan kenyamanan mereka dengan teknologi sangat cocok dengan ambisi kami untuk belajar dan memberikan pengalaman perjalanan yang lebih mulus dan terhubung. Kami ingin memberdayakan orang-orang dari segala usia untuk memanfaatkan setiap petualangannya melalui perangkat yang lebih dari sumber daya yang kuat daripada ketergantungan, sesuatu yang sangat dihargai oleh Gen Z.”

-Selesai-

KONTAK

Untuk informasi lebih lanjut, hubungi Booking.com Indonesia Press Office; Richo.Novian@bcw-global.com / m: +62 813 1641 9182

CATATAN UNTUK EDITOR

Riset ditugaskan oleh Booking.com dan dilakukan secara independen terhadap 21.807 sampel responden berusia 16 tahun atau lebih (25% berusia 16-24 tahun) di 29 pasar (termasuk masing-masing 1.000 dari Australia, Jerman, Prancis, Spanyol, Italia, China, Brasil, India, AS, Inggris, Rusia, Indonesia, Kolombia, dan Korea Selatan; dan masing-masing 600 dari Jepang, Selandia Baru, Thailand, Argentina, Belgia, Kanada, Denmark, Hong Kong, Kroasia, Taiwan, Meksiko, Belanda, Swedia, Singapura, dan Israel). Kerja lapangan dilakukan antara 1 dan 16 Mei 2019. Survei dilakukan online. Semua riset dan rekrutmen, kecuali disebutkan sebaliknya, dilakukan oleh Vitreous World, dengan analisis dari Ketchum Analytics.

Tentang Booking.com

Didirikan pada tahun 1996 di Amsterdam, Booking.com B.V. telah berkembang dari startup kecil di Belanda menjadi salah satu perusahaan e-commerce traveling terbesar di dunia. Bagian dari The Priceline Group (NASDAQ: BKNG), Booking.com sekarang mempekerjakan lebih dari 17.500 karyawan di 198 kantor di 70 negara di seluruh dunia.

Dengan misi untuk memberdayakan orang untuk mengalami dunia, Booking.com berinvestasi dalam teknologi digital yang membantu menghilangkan gesekan perjalanan. Di Booking.com, kami menghubungkan traveler dengan pilihan tempat menginap terbesar di dunia, termasuk semuanya mulai dari apartemen, rumah liburan, dan B&B yang dikelola keluarga hingga resor mewah bintang 5, rumah pohon dan bahkan igloo. Aplikasi situs dan mobile Booking.com tersedia pada lebih dari 43 bahasa, menawarkan lebih dari 5,8 juta listing rumah, apartemen, dan tempat menginap unik lainnya, dan menjangkau lebih dari 148.000 tujuan di 229 negara dan wilayah di seluruh dunia.

Setiap hari, lebih dari 1,5 juta malam tersedia di platform kami. Jadi, apakah traveling untuk bisnis atau liburan, tamu dapat segera memesan akomodasi ideal mereka dengan cepat dan mudah dengan Booking.com, tanpa biaya pemesanan, didukung oleh janji kami untuk mencocokkan harga. Melalui tim pengalaman pelanggan kami, tamu dapat menghubungi Booking.com, 24 jam sehari 7 hari seminggu, untuk mendapatkan bantuan dan dukungan dalam 43 bahasa, kapan saja siang atau malam.

Ikuti kami di Twitter dan Instagram, klik ‘suka’ di Facebook kami, dan untuk kabar, data dan wawasan terbaru kami, kunjungi global media room.